Tes Numerik Aljabar Aritmatika Sosial Silogisme TIU CPNS 2014

Posted on
Suasana Belajar untuk menghadapi Tes, Chengoayuenviva/Wikimedia
Suasana Belajar untuk menghadapi Tes, Chengoayuenviva/Wikimedia

Banyak orang berpendapat bahwa kemampuan menghitung angka dan komputasi sangat erat kaitannya dengan tingkat inteligensia seseorang. Hal ini ada benarnya karena seseorang yang mempunyai inteligensia tinggi akan cepat dapat menyelesaikan perhitungan angka. Lalu bagaimana dengan seseorang yang inteligensianya tidak tinggi? Dapatkan menyelesaikan perhitungan angka dengan cepat? Tentu bisa! Karena kemampuan perhitungan angka lebih menekankan pada kebiasaan dalam menghadapi angka tersebut. Intinya sering berlatih!

Bicara soal Aljabar yaitu Bilangan Bulat. Dalam tes ini, pada umumnya, mengambil soal hitungan biasa. Meskipun kelihatan cukup mudah, penilaian menitikberatkan pada kecepatan dan ketelitian dalam menjawab. Prasyarat aturan internasional operasi hitung campuran terdiri dari urutan operasi hitung campuran seperti penarikan akar, kuadrat, perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat, jadi yang terletak di depan dikerjakan terlebih dahulu. Perkalian dan pembagian sama kuat, jadi yang terletak di depan dikerjakan terlebih dahulu. Kuadrat dan penarikan akar sama kuat. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan. Kuadrat dan penarikan akar lebih kuat daripada perkalian dan pembagian.

Contoh Soal Tes Matematika Aljabar CPNS 2014

Dalam soal pecahan, beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk soal berbentuk desimal yaitu nilai suatu bilangan dalam bentuk desimal tidak berubah meskipun angka nol ditambah pada angka akhirnya. Jika suatu bilangan merupakan pecahan campuran maka bilangan bulat ditulis di depan koma dan pecahan di belakang koma. Pada operasi penjumlahan dan pengurangan, susun terlebh dahulu bilangan yang dioperasikan agar letaknya sesuai dengan nilai tempatnya. Pada operasi perkalian, pastikan jumlah angka desimal di belakang koma hasil perkalian sama dengan jumlah angka desimal di belakang koma dari kedua bilangan tersebut. Pada operasi pembagian, buatlah bilangan pembagi menjadi bilangan bulat dengan memindahkan tanda koma desimal ke kanan. Kemudian pindahkan juga tanda koma desimal dari bilangan yang dibagi ke kanan dengan jumlah perpindahan yang sama.

Soal presentase merupakan sebuah pecahan yang penyebutnya bilangan 100. Untuk mengubah bentuk presentase menjadi bentuk pecahan dapat dilakukan dengan menuliskan per 100 di bawah angka dalam bentuk persen. Beberapa bentuk persen yang ekuivalen dengan pecahan dan desimal yang sering ditemui dan dikenal seperti 20% sama dengan seperlima atau 50% sama dengan satu per dua. Soal perpangkatan dan akar merupakan bilangan berpangkat yang sering disebut dengan eksponen biasanya dinotasikan a sebanyak n kali. A disebut sebagai bilangan pokok. Soal Jarak, Waktu, dan Kecepatan terdiri dari system satuan panjang yang menganut aturan setiap turun satu langkah dikali 10, dua langkah dikali 100 dan seterusnya. Sedangkan setiap naik satu langkah dibagi 10, naik 2 langkah dibagi 100. Sistem satuan waktu seperti 1 abad sama dengan 100 tahun, dan seterusnya.

Soal Aritmatika sosial terdiri dari untung, rugi, bruto, tara, dan netto. Dalam transaksi jual beli seseorang dikatakan memperoleh untung jika harga jual lebih besar daripada harga beli dan rugi jika harga beli lebih besar daripada harga jual. Bruto adalah berat kotor atau berat media kemasan ditambah dengan berat benda. Tara adalah berat media kemasan sedangkan netto adalah berat bersih benda. Soal Geometri Dasar biasanya terdiri dari bangun datar dan bangun ruang yang meliputi persegi panjang, persegi, trapesium siku, segitiga, jajar genjang, trapesium sama sisi, laying-layang, belah ketupat, dan lingkaran.

Dalam jenis soal Deret, masing-masing soal merupakan deret atau seri yang belum selesai. Deret tersebut mengikuti rangkaian atau seri bilangan dengan urutan tertentu. Tugas peserta tes tiu cpns 2014 adalah mempelajari dan meneliti setiap deret-deret atau seri-seri untuk menetapkan urutannya. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang dianggap akan menyelesaikan deret itu sesuai dengan pola yang ditetapkan. Deret bilangan meliputi deret larik yaitu deret bilangan yang dapat terbagi menjadi beberapa sub deret, deret Fibonacci yang membagi tiap suku dalam deret ini menjadi jumlah dari dua suku sebelumnya. Dua angka pertama merupakan nilai awal, deret tingkaty aitu deret bilangan yang aturannya bertingkat serta deret kombinasi yang aturannya merupakan kombinasi dari ketiga tipe deret sebelumnya. Perubahan pola bilangan dalam deret dapat mengikuti gabungan dari beberapa operasi hitung. Langkah awal mencari pola suatu deret adalah memperhatikan operasi dari satu bilangan ke bilangan lain lalu ditentukan apakah operasi tersebut berlaku untuk seluru deret atau tidak. Semua angka yang terdapat pada soal tidak boleh diabaikan. Bila anda menemukan deret huruf, penyelesaiannya hampir sama dengan deret bilangan. Bedanya hanyalah peserta tes cpns 2014 harus mengubah huruf dalam soal deret menjadi angka.

Tes deduktif atau silogisme ditujukan untuk menguji kemampuan peserta tes dalam mendapatkan fakta pada suatu pernyataan premis. Selain itu, tes ini juga menguji kemampuan memaniplasi informasi tersebut tanpa mengubah maknanya. Bentuk silogisme terdiri dari tiga bentuk proposisi atau tiga term berupa subyek, predikat, penengah, dan kesimpulan. Tentukan term penengahnya, yaitu term yang tidak berbeda pada premis mayor dan minornya. M pada premis mayor ialah subyek dan M pada premis minor ialah predikat. M jangan sampai disebut pada kesimpulan. Dua buah permasalahan kemudian dapat diperoleh kesimpulannya apabila ditemukan term penengah yang sebagai penghubung diantara keduanya. Apabila tidak ada term penengah, kesimpulan dari kedua permasalahan tersebut kemungkinan tidak boleh diambil. Untuk menentukan premis manakah yang mayor atau minor, dapat menggunakan acuan premis mayor harus dalam bentuk proposisi universal. Premis minor tidak harus universal, bisa particular atau singular. Premis minor dapat menyatakan permasalahan yang tidak sama dari premis mayor dan dapat pula menjadi bagian kenyataan yang lebih spesifik atau khusus dari premis mayornya.

Hukum silogisme berlaku yaitu silogisme harus terdiri dari tiga term yakni subyek, predikat dan penangah. Term penengah tidak terdapat pada kesimpulan. Jika ada salah satu premis terdapat proposisi particular, maka kesimpulannya juga harus merupakan proposisi particular. Jika ada salah satu premis merupakan proposisi negative, maka kesimpulannya juga harus merupakan proposisi negative. Jika kedua premis merupakan proposisi particular, maka kesimpulannya tidak sah karena kebenarannya tidak pasti. Jika kedua premis merupakan proposisi negative, maka tidak dapat diambil kesimpulannya. Jika ada salah satu premis yang merupakan proposisi partikular dan premis yang lain adalah proposisi negatif, maka tidak dapt ditarik kesimpulan. Term predikat pada kesimpulan harus dapat sesuai serta konsisten dengan bagian term predikat yang ada pada premis. Jika tidak, kesimpulannya dapat menjadi tidak betul. Term penengah tentunya harus bermakna sama, baik dalam premis mayor atau minor. Jika ada term penengah yang bermakna ganda, kesimpulannya salah.

Pada pola soal penalaran logika ini agak berbeda dengan pola soal yang lain. Penalaran logika termasuk pola soal yang sifatnya tricky atau menjebak. Diperlukan kemampuan penalaran yang cukup baik dalam menjawab pola soal ini. Struktur pola soal penalaran logika adalah berupa bacaan dengan sejumlah pertanyaan. Struktur dari pola soal ini terdiri atas 3 bagian, yaitu pengantar, pembatas, dan soal. Untuk menyelesaikan permasalahan pada bacaan, terkadang diperlukan beberapa alat bantu seperti logika penalaran dan diagram. Logika penalaran dibutukan untuk memahami setiap kalimat atau pernyataan pembatas. Biasanya dinyatakan dalam bentuk kondisi/implikasi, bentuk implikasi ini dapat dituliskan dalam bentuk lain, yaitu kontraposisi. Contoh beberapa hubungan implikasi dan kontraposisi seperti jika a maka b atau jika tidak b maka tidak a.

Sering terjadi salah pemahaman sebuah implikasi. Jika ada pernyataan jika a dipilih maka b dipilih, maka bukan berarti a harus dipilih. Pernyataan tersebut hanya menyatakan sebuah kondisi, bahwa jika a dipilih maka b dipilih. Pernyataan tersebut dapat diuliskan dengan kontra posisinya yaitu jika b tidak dipilih maka a tidak dipilih. Jadi pernyataan tersebut tidak bisa dinyatakan dengan jika a tidak dipilih maka b tidak dipilih. Diagram diperlukan untuk membantu visualisasi permasalahan, terutama dalam hal menentukan posisi. Posisi dibedakan atas dua, yaitu posisi tetap dan posisi relative. Kemampuan spasial dibedakan atas dua macam yaitu deret dan analogi. Dalam menjawab soal pola ini diperlukan banyak latihan. Semakin sering berlatih maka tingkat keakurasian jawaban akan semakin baik. Klik download software dan bahan materi kisi-kisi ujian cpns 2014 dengan klik disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *