Unboxing Vivo X300 & X300 Pro: Perbandingan Kamera 200MP, Desain Compact vs Flagship, dan Kualitas Video 4K 60FPS yang Gila Banget!
Unboxing Vivo X300 & X300 Pro: Perbandingan Kamera 200MP, Desain Compact vs Flagship, dan Kualitas Video 4K 60FPS yang Gila Banget!

Unboxing Vivo X300 & X300 Pro: Perbandingan Kamera 200MP, Desain Compact vs Flagship, dan Kualitas Video 4K 60FPS yang Gila Banget!

Posted on

Lucunya, kesan pertama dari dua flagship baru Vivo X300 Series ini bukan cuma soal performa, tapi lebih ke rasa genggaman dan hasil kamera depan-belakangnya.

Kamera Vivo X300 Pro vs Vivo X300: Mana yang Lebih “Real”?

Yang bikin beda banget, X300 Pro pakai sensor Sony Lytia 828 di kamera utama 50MP plus periskop 200MP dari Samsung. Sementara Vivo X300 biasa justru tampil lebih compact tapi tetap sanggup rekam video 4K 60FPS ultrawide.

Lucunya lagi, kamera depannya dua-duanya 50MP, dan bisa autofocus real time. Bahkan yang basic pun tetap stabil dengan fitur gimbal aktif—dan bukan, itu bukan suara rusak pas kedengeran bunyinya.

Spesifikasi Vivo X300 Series: Sama Tapi Beda Kelas

Ngomongin mesin, dua-duanya ternyata ditenagai Dimensity 9300 chipset (bukan Snapdragon loh!), RAM 16GB LPDDR5X dan storage sampai 512GB UFS 4.0.

Tapi nih, perbedaan paling terasa justru di desain dan feel-nya. Vivo X300 Pro berlayar 6.78 inci, sedangkan X300 biasa “cuma” 6.31 inci, tapi karena bentuknya kotak dan flat frame metal, malah keliatan premium juga.

Baterainya beda tipis aja — 5000 mAh vs 4500 mAh, dan keduanya udah support fast charging 90W. Colok bentar, langsung 100%.

Dan ya, walau keduanya masih versi China unit, anti gores dan casing silikon lembutnya udah include di box.

Desain Compact Tapi Premium: Vivo X300 Bukan “Versi Murah”

Awalnya sempat ngerasa downgrade karena kebagian unit X300 basic, tapi pas udah digenggam, malah muncul insight baru — lebih nyaman, ringan, dan pas di tangan.

Desain compact ini kayak nostalgia ke X200 Mini, tapi dengan rasa flagship penuh. Bezelnya tipis banget, bikin layar AMOLED LTPO 120Hz-nya keliatan “penuh” banget dari sisi ke sisi.

Yang unik, seri X300 nggak ada versi mini atau ultra kayak generasi sebelumnya. Jadi pilihan pengguna cuma dua: X300 atau X300 Pro. Simpel tapi bikin galau, karena dua-duanya punya daya tarik masing-masing.

Kualitas Video & Stabilisasi Gimbal: Detail Bopeng Aja Kelihatan!

Pas dites buat vlogging jalan kaki di luar ruangan Shanghai yang mendung, hasil video dua-duanya tetap stabil banget.

Keduanya bisa ganti-ganti lensa smooth banget dari 0.6x – 10x zoom tanpa putus rekaman. Tapi memang, pada zoom 10x, X300 basic mulai agak pixelated, sedangkan Pro masih detail tajam.

Bagian yang paling nyenengin? Mode potret videonya.

Biasanya 1080p 30FPS aja udah bagus, tapi sekarang bisa 4K 60FPS Portrait Mode! Dan efek bokeh-nya beda: versi Pro lebih “deep” dan natural, sedangkan versi basic agak halus tapi tetap enak dilihat.

Vivo X300 Series: Cocok Buat Siapa?

Kalau suka HP ringan, simple, tapi tetap powerful, Vivo X300 adalah pilihan tepat. Tapi kalau butuh pengalaman penuh — kamera gila 200MP, layar lega, dan Dolby Vision — maka Vivo X300 Pro jawabannya.

Uniknya, perbedaan harga (yang belum diumumkan waktu video ini direkam) diperkirakan nggak akan sejauh seri sebelumnya.

Jadi, keputusan akhirnya balik ke gaya pengguna:

  1. X300 Pro: buat yang hobi foto, editing, dan pengen performa maksimal.
  2. X300: buat yang butuh HP flagship rasa compact, ringan, tapi tetap elegan.

Di Antara Dua Dunia Flagship

Tapi dari semua yang udah diuji, satu hal jelas: Vivo X300 Series sukses nyatuin dunia “Pro-level performance” dan “daily use-friendly design.”

Entah mau kamera depan yang 4K, periskop 200MP, atau gimbal super stabil, dua-duanya sama-sama siap tempur.

Tapi kalau mau jujur, bahkan versi basic-nya pun udah cukup buat bikin kamera flagship lain panas dingin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *