Polytron Luxia Pro Ultra 5: Laptop Lokal Super Ringan dengan Intel Ultra Chipset
Polytron Luxia Pro Ultra 5: Laptop Lokal Super Ringan dengan Intel Ultra Chipset

Polytron Luxia Pro Ultra 5: Laptop Lokal Super Ringan dengan Intel Ultra Chipset

Posted on

Biasanya, kalau mendengar nama Polytron, yang terlintas di kepala adalah televisi atau speaker dengan bass yang bikin genteng bergetar. Tapi kali ini, Polytron bikin kejutan besar lewat Polytron Luxia Pro Ultra 5 — laptop lokal yang tampil gagah dengan Intel Core Ultra 5-125H dan bodi super ringan hanya 1,03 kg.

Ketika Laptop Lokal Menantang Dunia — Era Baru Polytron

Ini bukan laptop “kaleng-kaleng” yang sekadar numpang nama di segmen murah. Seri Luxia Pro ini justru menantang para pemain besar seperti ASUS Zenbook atau Lenovo Yoga dengan banderol lebih terjangkau.

Desain Minimalis tapi Kokoh — Gaya Premium dalam Kemasan Lokal

Sekilas, tampilan laptop ini seperti perpaduan ultrabook kelas atas dengan sentuhan khas Polytron. Warna Sterling Silver yang adem dipadukan material magnesium-aluminium, bikin kesan solid tanpa kehilangan aura minimalisnya. Tipis, ringan, tapi tetap tangguh — bahkan kalau dimasukkan ke tas, rasanya seperti bawa satu buku tebal saja.

Bobot totalnya cuma 1,21 kg termasuk charger, cocok banget buat yang sering berpindah tempat kerja.

Performa Gahar Intel Ultra 5-125H — Laptop Tipis, Tenaga Galak

Di balik bodinya yang ringan, tersimpan kekuatan yang bikin kaget: Intel Core Ultra 5 125H (14 core, 18 thread) lengkap dengan Intel ARC Graphics dan NPU AI Boost. Prosesor ini memang ditujukan buat performa tinggi.

Dalam benchmark Cinebench R23, skor multicore-nya bisa tembus 9.000–10.000 poin, sementara single core di 1.674 poin. Dan menariknya, saat jalan di mode baterai, performanya tetap stabil — cuma turun sekitar 3–4% aja!

Dual Fan Cooling — Pendinginan Kelas Gaming di Laptop Tipis

Biasanya laptop ringan itu cepat panas karena pakai satu kipas aja. Tapi Polytron enggak main-main. Luxia Pro dikasih dual fan seperti laptop gaming.

Hasilnya? Suhu stabil di 70–85°C saat dipakai rendering atau main game berat seperti Dota 2 atau Valorant. Bahkan bagian keyboard cuma terasa hangat di 32°C, jadi tetap nyaman buat ngetik maraton.

Editing & Gaming: Dua Dunia yang Masih Bisa Disatukan

Untuk laptop setipis ini, kemampuan editing-nya cukup bikin kagum. Tes export video 4K di Adobe Premiere Pro cuma makan waktu 4 menit 30 detik, dan untuk Full HD malah hanya 2 menit 56 detik.

Sementara di Blender dengan template BMW, hasil render CPU-nya sekitar 4 menit 58 detik — efisien banget di kelas harga 10 jutaan.

Lanjut ke gaming, Dota 2 bisa tembus 84 FPS, dan Valorant di kisaran 161 FPS rata-rata. Ini jelas bukan laptop gaming, tapi performanya cukup solid buat “ngisi waktu luang” tanpa lag berlebihan.

Layar 14 Inch IPS WUXGA — Warna Tajam, Refleksi Aman

Polytron kasih layar 14 inch IPS WUXGA dengan 100% sRGB (real 96%), jadi cocok buat desain grafis ringan. Brightness-nya di kisaran 366 nits, dan permukaannya sudah anti-glare, bikin mata tetap nyaman saat kerja lama.

Bezel tipis di tiga sisi juga memberi kesan lapang. Sekilas mirip ultrabook premium dari brand global, tapi harga masih di angka 10 jutaan.

Webcam AI + Mikrofon Jernih — Siap Buat Meeting Online

Di era hybrid working, webcam bukan sekadar pelengkap. Polytron kasih kamera Full HD 2MP dengan Windows Studio Effects dan Automatic Framing yang memanfaatkan NPU AI dari prosesor Intel Ultra.

Fitur blur background, noise reduction, sampai auto-zoom semua jalan lancar. Ada juga privacy switch elektrik, bukan manual, jadi lebih modern dan aman.

Keyboard Responsif, Touchpad Halus — Minus Backlit, tapi Masih Nyaman

Keyboard-nya pakai layout US dengan tombol khusus Copilot dan sensor sidik jari di tombol power. Feel ketikannya empuk dan presisi, cuma sayang belum dilengkapi backlit.

Touchpad-nya responsif dan halus, meski agak sempit untuk ukuran laptop 14 inci. Namun gesture multi-touch di Windows berjalan sempurna tanpa delay.

Port Lengkap & Koneksi Modern

Di sisi konektivitas, Polytron kasih segalanya:

  • 2x USB Type-C (Full Function & Charging)
  • HDMI
  • USB-A 3.0 dan 2.0
  • Audio Jack 3.5 mm
  • WiFi 6 + Bluetooth 5.2

Enggak ada LAN port, tapi siapa juga yang masih colok kabel di 2025?

Harga 10 Jutaan, Garansi ADP 2 Tahun — Polytron Bukan Main-main

Nah, bagian yang bikin banyak orang kaget — harganya cuma Rp10,999 juta. Untuk laptop lokal dengan Intel Ultra 5, material magnesium-aluminium, dan dual-fan cooling, ini termasuk ultrabook termurah di kelasnya.

Dan yang paling gila, Polytron kasih ADP (Accidental Damage Protection) selama 2 tahun penuh — bukan 1 tahun seperti merek global. Jadi kalau jatuh, korslet, atau rusak karena human error, masih bisa diklaim.

Jadi, Worth It kah?

Kalau kamu butuh laptop premium tipis dan ringan, performa cepat buat kerja profesional, desain elegan, dan bukan gamer hardcore, maka Polytron Luxia Pro Ultra 5 adalah pilihan paling rasional.

Tapi kalau niatnya mau main game AAA dengan FPS tinggi, atau ingin upgrade RAM ke 64GB, mending cari laptop gaming.

Namun untuk kelas ultrabook lokal, Luxia Pro Ultra 5 ini bukan cuma menarik — dia menjadi standar baru laptop buatan Indonesia.

Polytron bukan lagi sekadar bikin suara bergetar, tapi juga mulai bikin pasar laptop premium ikut berguncang.

Laptop Lokal, Rasa Global

Mungkin dulu laptop lokal dianggap kelas dua. Tapi Polytron dengan Luxia Pro Ultra 5 membalikkan narasi itu sepenuhnya.

Dengan desain premium, performa kuat, dan garansi dua tahun, laptop ini jadi simbol bahwa brand Indonesia bisa bersaing langsung dengan merek global.

Yang dulunya cuma bikin genteng bergetar, sekarang Polytron bikin pasar teknologi bergetar juga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *