Category: Komputer

  • Rekomendasi Rakitan PC Gaming Murah 2025: Masih Worth It Pakai Ryzen 5 5600G?

    Rekomendasi Rakitan PC Gaming Murah 2025: Masih Worth It Pakai Ryzen 5 5600G?

    Sudah tahun 2025, tapi bicara soal rakit PC murah, nama Ryzen 5 5600G masih tetap eksis sebagai jagoan.

    PC Budget 5 Jutaan Masih Jadi Idaman Gamer Kere Hore?

    Masih banyak yang cari “PC gaming murah 5 jutaan” di Google, dan jawabannya? Ya, masih balik ke si 5600G.

    Spek PC Gaming Ryzen 5 5600G: Masih Cukup Buat Game Ringan

    Build kali ini benar-benar ditekan biayanya. Pakai motherboard Kyok Kaizen yang harganya di bawah 800 ribu, RAM 16GB DDR4 3200MHz dari Aceraser Nox, SSD 512GB PCIe Gen3, dan casing compact Segote Prime D seharga 300 ribuan.

    Game kayak Dota 2 bisa tembus 90-an FPS, CS2 juga bisa 60 FPS asal setting-nya diturunin mentok kiri. Tapi kalau udah masuk game berat atau baru kayak Wuthering Waves, performa mulai ngos-ngosan di angka 30-an FPS. Jadi, kalau mau main game ringan atau judul jadul, PC ini masih aman.

    PC Editing Murah? Jangan Berharap Banyak

    Buat urusan edit video, 5600G masih bisa sih… asal jangan berharap edit 4K atau banyak efek transisi. Cukup buat CapCut, jangan coba-coba ke Adobe Premiere. Dan karena sistem pendingin hanya andalkan fan bawaan CPU, suhu maksimalnya tetap stabil di 70-an derajat. Lumayan adem!

    Kalau ingin hemat daya, ini juga oke banget. Konsumsi listrik idle cuma sekitar 50-60 watt, dan saat main game maksimal di 75 watt aja. Cocok buat yang nyari PC hemat listrik dan tetap bisa dipakai kerja ringan atau main game santai.

    Harga Komponen PC 2025: Masih Mahal, Tapi…

    Walaupun Ryzen 5 5600G sudah muncul sejak 2021, harga di 2025 ini justru sedikit naik dibanding dua tahun lalu. Sekarang di kisaran 2,2 juta. Ini membuktikan kalau komponen PC nggak gampang turun harga. Apalagi dengan kurs dolar naik, harga VGA seperti GTX 1650 pun masih 2,6 jutaan. Jadi buat yang cari “komponen PC murah 2025”, harus siap mental dan banyak-banyak riset.

    Alternatif Upgrade: Worth It Nambah Budget?

    Kalau sudah punya 5600G dan mau upgrade GPU, bisa lirik RX 6600 atau GTX 1650 (kalau nemu harga bekasnya yang bersahabat). Tapi kalau baru mau mulai rakit dan punya dana lebih, coba nabung dikit lagi ke 7 atau 8 juta. Bisa dapet performa yang lebih segar dan opsi platform lebih baru kayak DDR5.

    5600G masih bisa dibilang “value king” buat gamer atau pekerja dengan budget ketat. Tapi… batasnya di situ-situ aja. Jadi kalau ingin performa lebih mending tahan dulu, nabung buat build yang lebih future-proof.

    Kalau cuma untuk main Dota 2, CS2, Genshin Impact (FSR on ya!), atau game ringan macam Tonic dan Ni no Kuni, PC ini masih aman. Tapi kalau sudah bicara game AAA, multitasking berat, atau konten kreator, sebaiknya naik kelas.

    beli sekarang disini

  • Review Mac Mini M4: Mini PC Apple yang Minimalis

    Review Mac Mini M4: Mini PC Apple yang Minimalis

    Pernah enggak sih ngerasa pengen punya komputer yang kuat tapi enggak makan tempat? Tingginya cuma 5 cm dan panjangnya sekitar 12,7 cm. Beratnya pun enggak sampai 1 kg, jadi enak banget buat yang punya meja kerja sempit atau pengen setup minimalis.

    Performa Mac Mini M4 untuk Editing Video

    Tapi jangan salah, walau badannya kecil, performanya enggak bisa dianggap remeh. Bahkan waktu ekspor file RAW 100 foto, cuma beda beberapa detik aja dibanding MacBook Pro M3 Pro. Nah, pas bagian video editing?

    Soal desain dan port, Mac Mini M4 ini termasuk cukup lengkap. Tapi ya, port USB-A udah enggak ada lagi, jadi buat yang masih pakai perangkat lama, siap-siap beli dongle. SD card slot juga belum balik, jadi buat yang sering pindah-pindah file dari kamera, ya mau enggak mau tetap harus pakai dongle tambahan.

    Satu hal yang sempat jadi bahan obrolan adalah posisi tombol power-nya. Letaknya di bawah, pojok belakang. Agak unik sih, dan awalnya terasa aneh. Tapi ternyata, kalau pakainya jarang di-shutdown dan lebih sering sleep, tombol itu jarang dipakai juga. Jadi ya, lama-lama biasa aja.

    Ngomongin kipas pendingin, kipasnya jarang banget nyala kecuali kalau dipakai main game berat. Contohnya pas dicoba main Lies of P atau Mist, baru deh kipasnya mulai kerja. Tapi suara kipasnya juga pelan banget, nyaris enggak kedengaran kecuali didengerin dari deket banget. Jadi buat kerja sehari-hari, dijamin enggak bakal ganggu sama sekali.

    Soal speaker, ya… lumayanlah. Enggak bisa dibandingin sama MacBook Pro atau Studio Display, tapi setidaknya volumenya oke. Bass-nya sih kurang nendang, jadi lebih cocok buat dengerin suara basic aja, bukan buat audio editing serius.

    Yang menarik lagi, Mac Mini M4 ini sekarang bisa support sampai tiga monitor sekaligus, dua di antaranya 6K 60Hz dan satu di bawah itu. Lumayan banget buat yang kerja multitasking pakai banyak layar. Gokil kan?

    Harga? Ini nih yang paling mengejutkan. Untuk ukuran Apple, harga base model Mac Mini M4 ini termasuk terjangkau banget. Di Indonesia dijual sekitar 10 sampai 11 jutaan. Buat performa sekencang ini, ini sih udah lebih dari cukup buat kebanyakan orang. Cuma ya, ada catatan kecil: kalau beli base model dengan storage 256 GB, mungkin cepat penuh, apalagi kalau suka bikin video. Tapi solusi termurahnya adalah beli SSD eksternal aja. Daripada upgrade di Apple yang harganya bisa 2 jutaan lebih cuma buat tambahan storage.

    Sebagai perbandingan, MacBook Pro M3 Pro tetap lebih unggul di bagian GPU, jadi buat gaming berat atau kerjaan grafis super kompleks, MacBook mungkin masih lebih cocok. Tapi dari sisi CPU dan performa multitasking, Mac Mini M4 ini bisa banget bersaing.

    Kesimpulannya? Mac Mini M4 ini keren banget buat siapa aja yang pengen komputer kencang tapi tetap hemat ruang dan enggak berisik. Kalau enggak butuh mobilitas laptop, jujur aja ini jadi opsi yang sangat menarik. Setup meja pun jadi lebih lapang dan bersih. Kayaknya Apple berhasil banget bikin device kecil yang performanya gahar.

    Jadi gimana? Tertarik pindah ke Mac Mini M4 atau tetap setia sama MacBook? Beli di tokped sekarang

  • Review SSD Adata Legend 710: Storage Kencang Harga Masuk Akal

    Review SSD Adata Legend 710: Storage Kencang Harga Masuk Akal

    Beberapa waktu lalu sempat ngobrol sama salah satu brand storage yang katanya bisa jual sampai 30.000 unit per bulan. Angka yang cukup fantastis untuk ukuran NVMe. Ukurannya sekitar 1,5 x 1 meter, penuh satu ruangan kalau dikumpulin. Awalnya agak kaget juga, kok bisa sebanyak itu? Ternyata setelah lihat barangnya, masuk akal.

    Kenapa Bisa Laku Keras?

    Ada beberapa alasan utama:

    • Brand-nya jelas, bukan merek abal-abal.
    • TBW (Terabyte Written)-nya paling tinggi dibandingkan kompetitor di kelasnya.
    • Harganya murah di tengah dolar tinggi, sekitar Rp16.500–16.900 per USD waktu itu.

    Ini bukan barang murahan yang asal-asalan, tapi emang harganya yang terjangkau dan kualitasnya tetap bagus.

    Performa dan Spek Gahar

    SSD ini adalah Adata Legend 710. Nama Adata sendiri udah cukup dikenal karena kualitas dan teknologinya. Produk-produknya sering dibekali fitur-fitur yang biasanya ada di SSD mahal. Misalnya:

    1. Sudah ada DRAM Cache di beberapa seri Legend.
    2. Teknologi SLC Cache.
    3. Controller pakai Realtek, yang rajin update karena sering dipakai di produk lain seperti WiFi dan LAN card.
    4. Storage ini pakai QLC dari Micron (ada juga versi dengan NAND Adata sendiri).

    Unboxing dan Instalasi

    Di dalam box-nya ada dua barang: SSD-nya dan heatsink berbahan metal berlapis emas. Pemasangannya simpel banget.

    Harga dan Value

    Adata Legend 710 punya dua varian kapasitas: 256 GB dan 512 GB. Yang paling masuk akal secara harga-performa sih yang 512 GB. Di saat merek lain jualan di kisaran Rp550.000 sampai Rp600.000-an, Legend 710 masih bertahan di harga Rp490.000–Rp530.000. Gak heran kalau jadi rebutan.

    Daya Tahan dan Keamanan

    Soal daya tahan, SSD ini punya TBW mencapai 260 TB, jauh di atas rata-rata yang cuma sekitar 100–150 TB. Estimasi awetnya bisa 6–7 tahun, bukan karena rusak, tapi karena penurunan performa yang wajar dari pemakaian. Selain itu:

    • MTBF (Mean Time Between Failure) di angka 1,5 juta jam.
    • Operating temperature 0–70°C.
    • Garansi 3 tahun.
    • Dilengkapi LDPCC (Low Density Parity Check Code) dan enkripsi AES 256-bit, jadi datanya tetap aman.

    Performa Nyata

    Saat diuji untuk baca dan tulis file besar (40 GB satu file) dan banyak file kecil (43 GB), hasilnya tetap stabil. Nggak panas berlebihan dan kecepatannya oke. Kalau butuh performa lebih tinggi bisa naik ke Gen 4 atau Gen 5, tapi tentunya dengan harga yang lebih mahal juga.

    Kalau cari SSD yang:

    • Merek terpercaya
    • TBW tinggi
    • Harga tetap masuk akal meskipun dolar naik

    Adata Legend 710 bisa jadi pilihan menarik. Selama masih ada stok dengan harga segitu, mungkin ini saat yang pas buat upgrade storage. Beli di tokped sekarang

  • Review VGA Workstation RTX 5080 dan RTX A2000

    Review VGA Workstation RTX 5080 dan RTX A2000

    Sekarang dunia hardware lagi rame banget ngebahas RTX 5000 series, terutama RTX 5080 yang katanya harganya di kisaran 20 sampai 30 jutaan.

    Buat yang belum tahu, Nvidia itu punya dua jenis GPU: satu buat gaming, satu lagi buat kerjaan berat alias workstation. Nah, yang buat workstation dulunya dikenal dengan nama Quadro. Tapi sekarang udah diganti namanya jadi A Series, misalnya RTX A1000, A2000, A5000, dan seterusnya.

    Harganya Gimana?

    Kalau ngomongin harga, RTX A2000 ini ada di kisaran 7 sampai 9 jutaan tergantung toko dan promo. Jauh banget kan dibanding RTX 5080 yang bisa tembus puluhan juta. Tapi, meskipun lebih murah, A2000 punya keunggulan sendiri buat kerjaan yang fokus ke rendering, simulasi, AI, dan kebutuhan profesional lainnya.

    Desain dan Isi Box

    A2000 ini bentuknya kecil, simpel, satu kipas aja, dan enggak butuh pin power tambahan. Udah gitu, di dalam box-nya dapet bracket tambahan, converter mini DisplayPort ke DisplayPort, dan buku manual.

    Spesifikasi Singkat

    Kalau dibandingin secara spesifikasi kasar, ya jelas RTX 5080 menang telak. Mulai dari jumlah CUDA core, clock speed, hingga teknologi fabrikasi yang udah 4nm (A2000 masih 8nm). Tapi jangan buru-buru nge-judge, karena A2000 punya satu hal penting yang bikin dia beda: ECC memory.

    ECC Memory: Fitur Andalan GPU Workstation

    ECC itu singkatan dari Error Correction Code. Fitur ini memungkinkan GPU memperbaiki kesalahan data sendiri secara otomatis. Cocok banget buat dipakai di server, rendering film, pelatihan AI, dan kerjaan yang butuh stabilitas tinggi dalam jangka waktu lama.

    Jadi misalnya GPU dipakai nonstop selama berbulan-bulan di server AI atau data center, kalau ada error, dia bisa auto-fix tanpa harus diotak-atik teknisi. Makanya A2000 ini lebih tahan banting buat pemakaian panjang.

    Performa Gimana?

    Kalau dibandingin head-to-head dalam gaming atau rendering cepat, A2000 pasti kalah jauh. Tapi kalau udah masuk dunia kerjaan berat yang butuh stabilitas tinggi dan error minim, A2000 bisa jadi pilihan terbaik. Apalagi dia udah support NVLink buat gabungin dua GPU jadi satu. Cocok banget buat software kayak RedShift atau Blender yang support GPU multiple. Terutama kalau kamu pengin setup server atau workstation yang hemat daya, kecil, dan stabil.

    Harga memang enggak selalu jadi penentu utama. Tergantung kebutuhan dan pemakaian jangka panjang. RTX A2000 bisa dibilang underrated tapi punya value tinggi buat sektor profesional.

  • SSD NVMe Eksternal Portabel Kyo Mini X, Solusi Backup Data Murah Ukuran Kecil

    SSD NVMe Eksternal Portabel Kyo Mini X, Solusi Backup Data Murah Ukuran Kecil

    Pernah kepikiran untuk punya perangkat penyimpanan eksternal yang nggak cuma kecil dan ringan, tapi juga bisa jadi aksesori fashion? Coba deh cek Kyo Mini X, eksternal SSD NVMe yang super kompak ini! Kalau dilihat dari desainnya, bisa dibilang, ini lebih dari sekedar perangkat penyimpanan. Bentuknya kecil banget, kira-kira seukuran gantungan kunci, dan kamu bisa pakai ini buat banyak hal. Mau jadi gantungan kunci? Bisa banget. Mau dijadikan hiasan tas? Juga oke! Jadi, selain fungsinya sebagai media penyimpanan, Kyo Mini X ini bisa jadi fashion statement juga.

    Performa SSD Kyo Mini X

    Sekarang, ngomongin soal performa, jangan salah, meskipun ukurannya mini, kecepatannya nggak main-main. Dengan menggunakan NVMe 2230 dan dukungan USB 3.2 Gen 2, transfer speed-nya bisa tembus sampai 10 GB per detik! Cocok banget buat kamu yang sering butuh ruang penyimpanan ekstra buat file besar, apalagi kalau kamu suka ngedit video atau main game yang makan banyak storage.

    Kyo Mini X juga dilengkapi dengan sistem pendinginan aktif berkat fan kecil yang ada di dalam casingnya. Fan ini punya kecepatan sampai 10.000 RPM, jadi bisa bikin NVMe tetap adem meskipun dipakai lama. Kalau kamu merasa perlu, bisa juga pakai thermal pad yang udah disediakan, untuk meningkatkan efisiensi pendinginan, terutama buat NVMe yang punya cip ganda di kedua sisi. Ini penting banget kalau kamu mau jaga perangkat tetap optimal, terutama kalau transfer data dalam jumlah besar.

    Bagian luarnya, casing Kyo Mini X terbuat dari silikon yang bisa dibilang cukup tangguh untuk melindungi perangkat dari benturan. Casing ini juga tersedia dalam beberapa pilihan warna, jadi kamu bisa pilih yang sesuai selera. Tersedia juga gantungan kecil yang memungkinkan kamu untuk menggantungkan perangkat ini di tas atau tempat lain, jadi nggak cuma praktis tapi juga terlihat keren.

    Kapan saja kamu butuh akses cepat ke data, kamu tinggal sambungkan ke perangkat dengan tipe C. Ini bisa dipakai di berbagai macam perangkat, mulai dari PC, laptop, hingga smartphone. Kalau kamu pengguna iPhone dan sering ngedit video ProRes, perangkat ini bisa jadi solusi praktis untuk penyimpanan file besar. Dengan kapasitas yang mendukung hingga 2TB, Kyo Mini X jadi pilihan yang pas buat kamu yang butuh penyimpanan tambahan yang fleksibel.

    Meskipun ukurannya kecil, perangkat ini juga cukup solid dan tahan lama. Bobotnya hanya 71 gram, jadi nggak bikin ribet buat dibawa ke mana-mana. Harganya pun cukup terjangkau, sekitar 700 ribuan untuk casing-nya. Kalau kamu lagi cari solusi penyimpanan portabel yang praktis dan fashionable, Kyo Mini X bisa jadi pilihan yang menarik. Beli di tokped sekarang

  • Rakit PC Gaming Full AMD Ryzen 9 dan GPU RX 970

    Rakit PC Gaming Full AMD Ryzen 9 dan GPU RX 970

    Pernah nggak kepikiran buat bikin PC gaming dengan spek full AMD? Kalau kamu pengen tahu, hari ini bakal bahas setup PC dengan AMD yang bisa tembus 400 FPS, bahkan di resolusi 2K. Mungkin kedengarannya nggak mungkin, tapi dengan prosesor Ryzen 9 9900X3D dan GPU RX 970, performanya bener-bener gila! Di settingan gini, grafiknya tetap ciamik, tapi buat efek refleksi dan cahaya, ya, tetap ada sedikit kompromi.

    FSR4 meskipun masih ada sedikit kekurangan, terbukti lebih stabil daripada DLSS di beberapa game yang pernah coba. Walau kadang frame-nya terasa kurang halus, misalnya saat lewat pohon, tapi dibandingkan dengan Nvidia, ya, jauh lebih baik. FSR4 bisa jadi pilihan yang oke banget untuk sistem gaming yang nggak pengen ngorbanin terlalu banyak performa.

    Prosesor AMD Ryzen 9 9900X3D

    Kali ini, PC dibalut warna kuning, mirip Bumblebee, dan cocok banget buat gaming. Prosesornya sendiri—Ryzen 9 9900X3D—memiliki clock speed 5,5 GHz, L3 cache-nya gede banget 128 MB, dengan teknologi 3D V-Cache yang canggih. Untuk kartu grafisnya, pilih RX 970 yang mampu main di resolusi 2K dengan FPS yang stabil, bahkan hampir tembus 400!

    Cooler Deepcool LG 360

    Untuk pendingin prosesor, pakai Deepcool LG 360, watercooler dengan RGB yang keren banget. Selain desainnya yang futuristik, perangkat ini juga bisa diatur sesuai keinginan, kayak warna RGB-nya, dan ada display digital di bagian depan yang nampilinnya suhu, watt, dan clock prosesor. Pompanya juga keren, sudah pakai teknologi terbaru dengan RPM tinggi, yang bikin suhu prosesor tetap terjaga meski dipakai buat main game berat.

    Motherboard B850M

    Motherboardnya pilih B850M, yang pas banget buat ukuran casing ATX medium. Keunikan casingnya adalah desain yang miring, jadi nggak cuma untuk tampilan, tapi juga ngedukung sirkulasi udara supaya PC tetap adem. RAM yang dipakai adalah T-Force Delta E 32GB (2x16GB) yang sudah punya kecepatan 6000 MHz dan RGB keren yang bisa disetting sesuai selera.

    Untuk penyimpanan, pakai SSD NVMe 1TB dari Innovation yang kece banget, dengan kecepatan baca tulis yang stabil. Memang, sekarang game-game berat mulai butuh kapasitas lebih besar, jadi SSD 1TB udah nggak cukup.

    GPU RX 970

    Bagaimana dengan GPU-nya? RX 970 dari Gigabyte ini punya 3 fan besar yang bikin sistem pendinginan lebih efektif. Jadi, meski di dalam casing yang relatif kecil, komponen-komponen ini tetap terjaga suhunya. Apalagi, casingnya juga punya desain lubang-lubang besar di sisi-sisinya untuk pembuangan panas.

    Ya, tergantung anggaran sih. Kalau budgetnya besar, tentu performa maksimal akan terjamin. Tapi kalau budget terbatas, mungkin harus mikir lagi soal pilihan komponen dan trade-off antara harga dan performa. Yang pasti, dengan harga sekitar Rp 20 juta ke atas, kamu bisa dapetin PC gaming yang siap beraksi di resolusi 2K, bahkan dengan frame rate tinggi di game berat.

    Jadi, kalau kamu suka teknologi terbaru dan pengen main game dengan lancar, setup PC ini bisa jadi pilihan tepat. Tapi inget, harganya juga sebanding dengan performa. Kalau mau beli, Semoga review ini membantu buat yang lagi cari PC gaming keren dan powerful! Link tokped disini

  • Ulasan Monitor 165 Hz Full HD 24 Inch 1 Jutaan Airo AIO 24GV

    Ulasan Monitor 165 Hz Full HD 24 Inch 1 Jutaan Airo AIO 24GV

    Belakangan ini, saya nemu monitor dengan harga yang cukup menggiurkan, cuma Rp1,5 juta! Penasaran kan? Soalnya, kalau kamu cek di TikTok, banyak yang nge-review produk ini dengan klaim yang mengesankan. Tapi, seperti biasa, pengen cek lebih lanjut, apakah produk ini benar-benar sesuai dengan yang dijanjikan atau malah cuma hype doang. Jadi, di sini bakal bahas tentang monitor ini secara jujur, plus kelebihan dan kekurangannya.

    Desain dan Kualitas Build Airo AIO 24GV

    Dari sisi desain, Airo AIO 24GV ini cukup oke! Monitor 24 inci dengan layar full HD ini punya desain yang simpel dan modern, dengan kaki metal yang kokoh. Bingung kan dengan kaki metal? Ya, monitor ini nggak cuma elegan tapi juga kuat. Bahkan, build-nya terasa solid banget, mirip-mirip monitor yang harganya lebih mahal. Salah satu fitur menariknya adalah desain kurvanya yang nggak terlalu ekstrem, yaitu 1800R, jadi kalau kamu yang lebih suka monitor yang nggak terlalu melengkung, ini cocok banget.

    Spek Mumpuni untuk Harga Terjangkau

    Jadi, kalau kamu main game dengan kecepatan tinggi, monitor ini bisa ngikutin tanpa masalah. Ditambah lagi, akurasi warnanya cukup oke dengan 115% sRGB dan 81% Adobe RGB. Gimana? Terlihat menarik, kan? Ditambah dengan tingkat kontras yang tinggi, jadi pengalaman nonton atau main game bakal lebih hidup dan detail.

    Fitur Tambahan yang Membantu

    Monitor ini juga dilengkapi dengan beberapa fitur berguna, seperti joystick untuk pengaturan OSD (On-Screen Display). Di monitor dengan harga segini, biasanya masih pakai tombol-tombol biasa, tapi Airo AIO 24GV punya joystick yang membuat pengaturan jadi lebih mudah dan cepat. Selain itu, ada juga dukungan HDR (High Dynamic Range), meski kalau tidak disetel dengan benar, kadang tampilan sedikit gelap. Tapi, kalau kamu main game dengan konten HDR, fitur ini berfungsi dengan baik, kok!

    Garansi dan Dead Pixel

    Seperti monitor dengan harga murah lainnya, Airo AIO 24GV punya beberapa kekurangan. Salah satunya adalah garansi yang cuma satu tahun, yang tentu saja lebih pendek dibandingkan merek lain seperti Xiaomi yang menawarkan garansi hingga tiga tahun. Terus, ada satu masalah lagi yang perlu kamu perhatikan: monitor ini punya satu dead pixel. Mungkin buat sebagian orang, dead pixel ini bukan masalah besar karena letaknya kecil dan nggak terlalu mengganggu.

    Tapi, kalau kamu pikirkan lagi, harga murah ini mungkin ada komprominya. Untuk harga yang cuma Rp1,5 juta, kamu nggak bakal dapat monitor dengan kualitas yang lebih baik di harga segitu, meskipun ada dead pixel sedikit.

    Apakah Worth It?

    Jika dilihat dari harganya, Airo AIO 24GV bisa dibilang cukup worth it. Dengan refresh rate 165Hz, desain keren, dan kualitas build yang solid, monitor ini bisa jadi pilihan tepat buat kamu yang butuh monitor gaming atau kerja dengan budget terbatas. Meski ada kekurangan seperti garansi pendek dan dead pixel, fitur-fitur yang ditawarkan masih membuatnya layak dibeli, apalagi kalau kamu dapat harga promo lebih murah dari Rp1,5 juta.

    Jadi, kalau kamu nggak terlalu masalah dengan dead pixel kecil dan garansi yang lebih pendek, Airo AIO 24GV ini bisa jadi pilihan yang menarik. Kalau masih ragu, coba lihat review dan perhatikan kondisi barang yang kamu beli, karena beberapa orang mungkin mendapatkan produk yang berbeda. Tapi overall, buat kamu yang nggak ingin merogoh kocek dalam-dalam, beli di tokped disini

  • Review Monitor Gaming Samsung Odyssey G5 G50D

    Review Monitor Gaming Samsung Odyssey G5 G50D

    Di zaman sekarang, monitor gaming 24 inch Full HD 180Hz dengan warna nyaris sempurna itu udah bisa dapet dengan harga gak nyampe 2 juta. Nah, daripada cuma fokus ke angka, mending kita ulik bareng-bareng kenapa monitor ini bisa dibilang “worth it” banget.

    Ngerakitnya Gak Pake Drama

    Kita mulai dari hal yang sering disepelekan: setup pertama kali. Monitor ini punya sistem perakitan yang jauh lebih simpel dari versi tahun lalu. Gak perlu lagi cari obeng segala macem—cukup putar kaki dan tiangnya, langsung ngunci sendiri. Gampang banget, bahkan buat yang jarang ngoprek barang elektronik.

    VESA mount juga masih ada kok di belakang, jadi tetap bisa gantung monitornya di dinding atau pasang di lengan monitor eksternal.

    Desain Makin Matang, Gak Norak

    Kalau pernah lihat G5 versi lama, tampilannya tuh gaming banget, sampai kesannya kayak ngegas terus. Nah, yang 2024 ini beda. Samsung bikin desainnya lebih kalem, mirip-mirip ViewFinity series mereka yang biasanya buat kreator. Tapi jangan salah, garis desain Odyssey-nya masih keliatan kok, apalagi dari hiasan bulat di belakang itu.

    Yang bikin suka juga, sekarang bentuk kakinya segilima dari logam yang kokoh, bukan V-shape lagi. Ini bikin meja jadi lebih lega dan keliatan rapi.

    Panelnya Seriusan Upgrade

    Brightness-nya juga gila, hampir nyentuh 500 nits. Dipake ngedit video atau foto? Udah bisa diandelin. Buat gaming kompetitif juga oke banget, terutama yang doyan main CS2 atau Valorant.

    Menu OSD yang Ramah User

    Samsung emang selalu total soal OSD (On-Screen Display) mereka. Navigasinya masih pakai joystick D-pad, dan tampilannya informatif banget—refresh rate, resolusi, response time, semua langsung keliatan.

    Preset buat tampilan juga banyak: Racing, FPS, RPG, dan bisa di-custom satu-satu. Jadi nggak perlu ribet utak-atik brightness tiap kali ganti game. Sayangnya, fitur picture-in-picture belum tersedia.

    Konsumsi Daya Efisien Banget

    Ini poin penting yang sering dilupain. Odyssey G5 G50D ternyata hemat daya, bro. Main di 180Hz dengan brightness maksimal aja cuma makan 33 watt. Kalo brightness diturunin ke 50%, langsung turun ke 23 watt. Bahkan di refresh rate 60Hz, cuma nyedot sekitar 21 watt aja.

    Kalau dibandingin sama versi G5 sebelumnya, ini bisa dibilang upgrade besar—dari desain sampai performa. Memang sih, spesifikasinya nggak terlalu melonjak, tapi build quality dan experience-nya jauh lebih matang.

    Harga launching 4,2 juta ini emang mungkin bikin mikir dua kali. Tapi harus inget, versi G5 sebelumnya pas launching bisa nyampe 7 jutaan, lho. Jadi kalau dilihat dari sana, ini termasuk langkah hemat dari Samsung. Dan besar kemungkinan harga ini bakal turun juga dalam beberapa bulan ke depan, mungkin bisa main di 3 jutaan.

    Bukan Sekadar Spek di Atas Kertas

    Yang dapet dari monitor ini adalah keseluruhan pengalaman yang rapi, mulai dari build quality, kenyamanan setup, kualitas visual, sampai konsumsi daya yang irit.

    Beli di tokped sekarang

error: Content is protected !!