Setelah cukup lama prosesor Snapdragon hanya jadi ‘bumbu’ mahal di dunia laptop, akhirnya muncul juga laptop dengan Snapdragon X yang harganya lebih bersahabat. Asus Vivobook A1407Q masuk ke pasar Indonesia dengan banderol sekitar 9 sampai 10 jutaan. Ini jadi salah satu laptop Snapdragon paling murah yang resmi dijual di sini.
Snapdragon X di Laptop Rp 9 Jutaan: Gimmick atau Game Changer?
Tapi pertanyaannya, apakah harga lebih murah ini bikin Snapdragon di laptop jadi lebih masuk akal?
Desain: Simpel, Tapi Agak Rapuh
Kalau dilihat dari luar, desain Vivobook A1407Q ini lebih mirip sama lini laptop budget Asus, seperti K Series, ketimbang yang S Series yang biasa tampil lebih premium. Bodinya dari plastik, cukup ringan dan tipis, tapi build quality-nya masih terasa ringkih. Untungnya, engsel bisa dibuka dengan satu tangan, tapi tetap bikin khawatir kalau dipakai terlalu sering.
Keyboard-nya punya layout khas Asus. Ada backlit, tapi sayangnya tombol media diganti emoji button—yang jujur aja kurang berguna. Untungnya touchpad cukup besar, licin, dan presisi.
Layar 14 inci Full HD IPS di laptop ini sudah cukup oke buat keperluan kerja ringan. Tapi jangan harap warna yang hidup, karena gamut warnanya belum 100% sRGB. Kalau buat desain atau konten kreatif, jelas kurang maksimal.
Speaker-nya juga tergolong biasa aja. Volume maksimal masih aman, suara enggak pecah, tapi juga enggak ada yang spesial. Cocok buat nonton atau Zoom meeting standar, tapi bukan buat nikmatin audio berkualitas tinggi.
Performa Snapdragon X: Cocok Buat Siapa?
RAM 16 GB LPDDR5X (onboard) dan SSD 512 GB PCIe Gen 4 udah cukup buat kebutuhan ringan. Tapi jangan terlalu berharap buat performa tinggi. Benchmark sintetis memang menunjukkan hasil yang mendekati Core Ultra 7, tapi saat masuk ke dunia nyata—khususnya gaming dan editing—Snapdragon masih jauh tertinggal.
Contoh paling nyata adalah saat coba main Dota 2 dan Witching Wave. Dota masih playable, tapi Witching udah patah-patah sejak karakter mulai jalan. Jadi, lebih baik cek dulu di situs seperti worksonwoa.com sebelum beli laptop ini buat main game.
Kompatibilitas Aplikasi: Masih Mentah
Photoshop juga masih punya bug di beberapa efek. Kalau dipakai untuk Microsoft Word, Excel, PowerPoint, Canva, dan CapCut versi ringan—masih bisa jalan dengan baik. Tapi kalau kerjaan sehari-hari kamu butuh software profesional berbasis X86, mending pikir dua kali sebelum pindah ke ARM.
Baterai dan Efisiensi: Ini Jagonya!
Kalau ada satu hal yang bikin Snapdragon X di Vivobook A1407Q unggul, itu adalah efisiensi daya. Baterainya tahan lama banget.
Sistem pendinginnya juga minimalis—cuma pakai satu heatpipe dan satu fan, tapi itu sudah cukup. Jadi, laptop ini memang lebih ditujukan untuk kerja ringan, bukan multitasking berat.
Alternatif Lebih Menarik? Ada!
Layarnya OLED, warnanya jauh lebih bagus dibandingkan A1407Q. Performanya juga jauh lebih stabil di semua aplikasi X86. Baterainya memang enggak selama Snapdragon, tapi udah cukup tahan dan bisa dicas pakai USB-C.
Worth It atau Nanggung?
Vivobook A1407Q dengan Snapdragon X cocok untuk:
- Mahasiswa atau pekerja kantoran yang butuh laptop tipis, ringan, dan hemat baterai
- Pengguna Office, browsing, dan video conference ringan
- Pengguna software ARM-native yang ringan
Kurang cocok untuk:
- Content creator
- Gamer
- Pengguna software profesional berbasis X86
Tapi kalau cari performa tinggi dan kompatibilitas aplikasi tanpa kompromi, laptop dengan prosesor AMD Ryzen atau Intel Core masih lebih ideal.



