Review Asus Vivobook Pro N6506, Laptop RTX 4050 + Ultra 7
Review Asus Vivobook Pro N6506, Laptop RTX 4050 + Ultra 7

Review Asus Vivobook Pro N6506, Laptop RTX 4050 + Ultra 7

Posted on

Kalau kamu seorang kreator konten, editor video, desainer 3D, atau user profesional yang sering kerja di luar dan butuh laptop kenceng tapi gak mau jual ginjal, kamu wajib kepoin laptop yang satu ini: ASUS VivoBook Pro dengan layar OLED dan tenaga RTX di harga yang masuk akal. Ini bukan laptop tipis-tipis lucu buat ngetik tugas aja—ini udah masuk level kerja serius, bro!

Asus Vivobook Pro Build Gede Tapi Punya Alasan

Sekilas lihat bodinya yang agak tebal dan berat, mungkin kamu mikir, “Wah, ini pasti berat banget dibawa-bawa.” Tapi ya emang harus segitu, karena dalemannya isinya serius: ada RTX 4050 dan Intel Core Ultra 7 155H. Gak heran kalau sistem pendinginnya juga lebih niat, biar mesinnya gak gosong pas kerja berat. Tapi tenang, desain belakangnya tetep clean dan keren, khas VivoBook terbaru — tanpa embel-embel norak.

Layar OLED Tajam Parah

Panel warnanya tajem banget, cocok buat yang kerja sama visual. Bezelnya juga masih tipis, walau bukan tipis-tipis amat. Oh iya, ini tipe hard bezel, bukan yang ultra-tipis. Tapi buat urusan warna dan kualitas tampilan, ini udah gak usah diraguin—karena, ya, OLED cuy!

Keyboard, Touchpad, & Dial Pad yang Bisa Diandalkan

Keyboard-nya full layout, dua warna (hitam-abu), dan backlit-nya aktif cuma dengan satu tombol. Tombol volume tetep ada, tapi sayangnya masih belum ada media control di barisan function. Unik banget, touchpad-nya cukup besar dan dilengkapi dengan virtual dial pad ala ProArt Studio. Bisa kamu custom buat berbagai fungsi, dari brightness sampai control aplikasi desain. Belum setajam dan sesensitif physical dial, tapi bisa banget buat dipakai.

Port Lengkap, Kayak Laptop Serius

  • 2 USB-C (salah satunya Thunderbolt 4)
  • HDMI full-size
  • LAN port (yes, serius)
  • USB-A
  • Audio jack
  • SD card reader ukuran penuh (buat kamu yang suka jepret pakai mirrorless, ini lifesaver)

Performa Siap Tanding

Dengan Core Ultra 7 155H dan RTX 4050, performanya gak main-main. RAM-nya 24GB (gabungan antara 8GB solder dan 16GB yang bisa kamu upgrade jadi 32GB), dan storage-nya 1TB SSD Gen 4, masih ada satu slot kosong kalau mau nambah lagi. Jadi total bisa punya dua SSD! Dipakai buat editing 4K, rendering video, scrubbing di timeline—semuanya lancar.

Pendinginan Aman, Tapi Tetap Panas

Sistem pendingin pake dua kipas dan heatpipe. Suhu CPU bisa stabil di 85–90°C, GPU sekitar 70–75°C. Tapi ya, kalau dipaksa kerja bareng full load, bodinya terutama bagian atas keyboard bisa kerasa panas, nyampe 50-an derajat. Jadi lebih cocok dipakai di meja daripada dipangku.

Kekurangan? Pasti Ada

Sayangnya, speakernya biasa aja. Di volume 50% sih masih enak, tapi di atas itu mulai nyaring dan cempreng. Bass-nya? Tipis banget, nyaris gak kerasa. Layar OLED-nya juga kurang terang buat dipakai di ruangan terang banget kayak kafe dengan jendela segede gaban. Tapi ya, itu trade-off yang masih bisa ditoleransi lah.

Fitur Tambahan & Jaminan Nyaman

Kamera 2K udah cukup tajam buat video call, dan ada AI Noise Cancellation juga—walaupun fitur itu kadang malah bikin suara jadi terputus-putus. Untungnya bisa dimatikan. Fitur tambahan kayak Windows Studio Effect (blur background otomatis, auto frame, dll.) juga udah ada karena pake NPU bawaan dari Core Ultra 7.

Baterai besar tapi agak boros—wajar sih, karena CPU & GPU-nya ganas. Asus kasih NVIDIA Optimus buat manajemen daya, jadi GPU discrete-nya baru aktif kalau dibutuhin. Pengisian dayanya pake charger barrel 200W, tapi kalau darurat, bisa juga pake USB-C.

Worth It Gak?

Build-nya kokoh (military grade), fiturnya lengkap, port melimpah, dan performanya konsisten. Masih ada ruang upgrade juga kalau kamu butuh lebih. Sebagai bonus, kamu juga dapat garansi Asus Perfect Warranty alias cover untuk kerusakan tak sengaja. Jadi makin tenang kalau bawa ke mana-mana.

Saingannya?

Pesaing terdekat mungkin Lenovo Yoga Pro 7i. Spek-nya mirip, RAM lebih gede (32GB), dan speakernya lebih enak. Tapi gak punya LAN port dan numpad, jadi tinggal balik ke kebutuhan kamu aja. Butuh koneksi dan fungsi lebih? VivoBook Pro bisa jadi jawaban.

Singkatnya, laptop ini serius buat yang kerjaannya juga serius. Bukan sekadar gaya, tapi memang didesain buat kerja keras dan siap diajak lari. Bukan tipikal VivoBook biasa—ini kayak anak sulungnya yang udah dewasa dan siap cari nafkah.

Kalau kamu salah satunya, mungkin ini saatnya upgrade. klik disini beli di tokped

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *